Pengantar Blog :
Sebelumnya terima kasih telah
mengunjungi blog saya yang sederhana ini, namun di samping itu semoga apa yang
termuat di dalamnya yang berkaitan dengan Psikologi Industri bisa bermanfaat
bagi khalayak umum, khususnya bagi pelaku industri.
Sebelum membaca lebih jauh apa isi yang termuat dari PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN
INDUSTRI ini mari kita simak terlebih dahulu apa itu arti dari PSIKOLOGI
INDUSTRI dan INDUSTRI itu sendiri yang sudah biasa kita dengar
setiap hari.
Psikologi Industri adalah cabang yang relatif baru psikologi yang diciptakan
untuk perusahaan dan organisasi yang dibutuhkan struktur yang lebih. Psikologi
Industri mampu
menyediakan struktur ini dengan menilai perilaku karyawan demi kebaikan
perusahaan. Hal ini sering disebut sebagai organisasi psikologi
karena penekanannya pada analisis individu yang bekerja untuk berbagai
organisasi.Pada dasarnya, psikologi industri mempelajari perilaku karyawan dalam lingkungan kerja. Walaupun psikologi industri tidak dimulai sampai tahun 1920-an, disiplin telah berkembang pesat dan merevolusi tempat kerja dalam abad terakhir. Karena tempat kerja adalah suatu sistem sosial, penerapan cabang ilmu psikologi ini berguna dalam memahami kompleksitasnya.
Selama bertahun-tahun, psikolog telah mempelajari bagaimana manusia makhluk telah berinteraksi dengan lingkungan mereka dan satu sama lain, tetapi psikologi industri mulai mengevaluasi interaksi antara orang-orang dan pekerjaan mereka. Psikologi Industri dapat digunakan untuk meningkatkan kepuasan kerja serta produktivitas perusahaan dan menjadi penting bagi keberhasilan suatu organisasi.
Psikologi Industri mengacu pada proses perilaku pada suatu organisasi, misalnya ketika mengevaluasi hubungan seseorang dengan pekerjaan mereka. Mereka menganalisis cara seseorang bekerja, keterampilan mereka, tugas, kewajiban, dan umum kepuasan dengan pekerjaan mereka sehari-hari.
Informasi ini sangat membantu untuk sumber daya manusia departemen dan pengawas perusahaan yang harus membuat program pelatihan, dan manfaat sistem umpan balik, dan membuat keputusan perekrutan serta terlibat dalam praktek-praktek perekrutan. Sebagian besar perusahaan menggunakan psikolog industri untuk melatih staf mereka sendiri sehingga organisasi dapat berjalan lancar dan pada kapasitas puncak.

Berikut adalah sejarah perkembangan industri :
A.
SEJARAH
Industri berawal dari pekerjaan tukang atau
juru. Sesudah mata pencaharian hidup berpindah-pindah sebagai pemetik hasil
bumi, pemburu, dan nelayan di zaman purba, manusia tinggal menetap, membangun
rumah, dan mengolah tanah dengan bertani, dan berkebun serta beternak.
Kebutuhan mereka berkembang misalnya untuk mendapatkan alat pemetik hasil bumi,
alat berburu, alat menangkap ikan, alat bertani, berkebun, alat untuk menambang
sesuatu, bahkan alat untuk berperang serta alat-alat rumah tangga. Para tukang,
dan juru timbul sebagai sumber alat-alat, dan barang-barang yang diperlukan
itu. Dari situ mulailah berkembang kerajinan, dan pertukangan yang menghasilkan
barang-barang kebutuhan. Untuk menjadi pengrajin, dan tukang yang baik diadakan
pola pendidikan magang, dan untuk menjaga mutu hasil kerajinan, dan pertukangan
di Eropa dibentuk berbagai gilda (perhimpunan tukang, dan juru sebagai cikal
bakal berbagai asosiasi sekarang).
Pertambangan besi, dan baja mengalami kemajuan pesat pada abad pertengahan.
Selanjutnya pertambangan bahan bakar seperti batubara, minyak bumi, dan gas
maju pesat pula. Kedua hal itu memacu kemajuan teknologi permesinan, dimulai
dengan penemuan mesin uap yang selanjutnya membuka jalan pada pembuatan, dan
perdagangan barang secara besar-besaran, dan massal pada akhir abad 18, dan
awal abad 19. Mulanya timbul pabrik-pabrik tekstil (Lille, dan Manchester) dan
kereta api, lalu industri baja (Essen) dan galangan kapal, pabrik mobil
(Detroit), pabrik alumunium. Dari kebutuhan akan pewarnaan dalam pabrik-pabrik
tekstil berkembang industri kimia, dan farmasi. Terjadilah Revolusi Industri.
Sejak itu gelombang industrialisasi berupa pendirian pabrik-pabrik produksi
barang secara massal, pemanfaatan tenaga buruh, dengan cepat melanda seluruh
dunia, berbenturan dengan upaya tradisional di bidang pertanian (agrikultur).
Sejak itu timbul berbagai penggolongan ragam industri.
B.
KLASIFIKASI INDUSTRI
1. Klasifikasi berdasarkan tempat bahan
baku
a. Industri ekstraktif, yaitu industri
yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar. Contoh : pertanian,
perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain lain.
b. Industri nonekstaktif, yaitu
industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar.
c. Industri fasilitatif, yaitu industri
yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya.
Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain
sebagainya.
2. Jenis industri berdasarkan modal
a. Industri padat modal, yaitu industri yang dibangun dengan modal yang
jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.
b. Industri padat karya, yaitu industri yang lebih dititik beratkan pada
sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta
pengoperasiannya.
3. Jenis industri berdasarkan jumlah
tenaga kerja
a. Industri rumah tangga, adalah industri yang jumlah
karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.
c. Industri sedang atau industri menengah, adalah industri yang jumlah
karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.
d. Industri besar, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja
berjumlah antara 100 orang atau lebih.
4. Penggolongan industri berdasakan
pemilihan lokasi
a. Industri yang berorientasi atau
menitikberatkan pada pasar (market oriented industry), yaitu industri
yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini
akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat
ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.
b. Industri yang berorientasi atau
menitikberatkan pada tenaga kerja (man power oriented industry), aAdalah
industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya
jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih
efektif, dan efisien.
c. Industri yang berorientasi atau
menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented industry), yaitu jenis
industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas atau
memotong biaya transportasi yang besar.
d. Industri yang tidak terkait oleh
persyaratan yang lain, yaitu industri yang didirikan tidak terkait oleh
syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan dimana saja, karena bahan
baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan dimana saja.
Misalnya : Industri elektronik, Industri otomotif, dan industri transportasi.
5. Klasifikasi Industri berdasarkan
Proses Produksi
a. Industri Hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah
menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan
baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya : Industri kayu lais,
industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
b. Industri Hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi
menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau
dinikmati oleh konsumen. Misalnya : Industri pesawat terbang, industri
konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.
6. Jenis industri berdasarkan
produktivitas perorangan
Pada
level atas, industri seringkali dibagi menjadi tiga bagian, yaitu primer (ekstraktif),
sekunder (manufaktur), dan tersier (jasa). Beberapa penulis menambahkan sektor
kuarterner (pengetahuan) atau bahkan sektor kuinari (kultur, dan penelitian).
Seiring berjalannya waktu, perpecahan industri masyarakat pada masing-masing
sektor mengalami perubahan.
a. Industri primer, adalah industri yang barang-barang
produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu.
Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan,
dan sebagainya.
b. Industri sekunder, adalah industri sekunder adalah
industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk
diolah kembali. Misalnya pemintalan benang sutra, komponen elektronik, daging
kaleng, dan sebagainya.
c. Industri tersier, adalah industri yang produk atau barangnya
berupa layanan jasa. Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan
kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
d. Industri
kuarterner, adalah
industri yang mencakup penelitian pengetahuan, dan teknologi serta berbagai
tugas berlevel tinggi lainnya. Misalnya adalah para peneliti, dokter, dan
pengacara.
e. Industri kuinari, beberapa menganggapnya sebagai salah satu cabang
sektor kuarterner yang meliputi level tertinggi pengambilan keputusan dalam
masyarakat atau ekonomi. Sektor ini meliputi eksekutif atau pegawai resmi dalam
bidang pemerintahan, pengetahuan, universitas, non-profit, kesehatan, kultur,
dan media.
C.
CABANG-CABANG INDUSTRI NASIONAL
Berikut adalah berbagai industri yang ada di
Indonesia:
·
Makanan, dan
minuman
![]() |
Contoh Gambar : Industri Tekstil |
·
Tembakau
·
Tekstil
·
Pakaian jadi
·
Kulit, dan
barang dari kulit
·
Kayu, barang
dari kayu, dan anyaman
·
Kertas, dan
barang dari kertas
·
Penerbitan,
percetakan, dan reproduksi
·
Batu bara,
minyak, dan gas bumi, dan bahan bakar dari nuklir
·
Kimia, dan
barang-barang dari bahan kimia
·
Karet, dan
barang-barang dari plastik
·
Barang
galian bukan logam
![]() |
Contoh Gambar : Industri Kendaraan Bermotor |
·
Logam dasar
·
Barang-barang
dari logam, dan peralatannya
·
Mesin, dan
perlengkapannya
·
Peralatan
kantor, akuntansi, dan pengolahan data
·
Mesin
listrik lainnya, dan perlengkapannya
·
Radio,
televisi, dan peralatan komunikasi
·
Peralatan kedokteran,
alat ukur, navigasi, optik, dan jam
·
Kendaraan
bermotor
·
Alat
angkutan lainnya
·
Furniture,
dan industri pengolahan lainnya
D.
PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI
Pengaruh dari perkembangan
industri di masa kini, yang mungkin juga akan terus dirasakan di masa yang akan
datang akan banyak di rasakan orang di belahan dunia ini, bahkan bukan hanya
secara individual karena pengaruh yang di timbulkan berdampak langsung terhadap
perekonomian, politik, dan sosial. Sehingga sangat berpengaruh juga terhadap
kehidupan di dunia ini.
1. Pengaruh Terhadap Bidang
Perekonomian
Proses perubahan yang
cepat di bidang ekonomi, yaitu dari kegiatan ekonomi agraris ke ekonomi
industri yang menggunakan mesin dalam mengelola bahan mentah menjadi bahan siap
pakai. Dapat dikatakan bahwa revolusi industri telah mengubah cara kerja
manusia dari menggunakan tangan menjadi menggunakan mesin.
a. Barang melimpah dan harga murah
Revolusi Industri telah
menimbulkan peningkatan usaha industri dan pabrik secara besar-besaran melalui
proses mekanisasi. Dengan demikian, dalam waktu singkat dapat menghasilkan
barang-barang yang melimpah. Produksi barang menjadi berlipat ganda sehingga
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Akibat pembuatan barang
menjadi cepat, mudah, serta dalam jumlah yang banyak sehingga harga menjadi
lebih murah.
b. Perusahaan kecil gulung tikar
Dengan penggunaan
mesin-mesin maka biaya produksi menjadi relatif kecil sehingga harga
barang-barang pun relatif lebih murah. Hal ini membawa akibat perusahaan
tradisional terancam dan gulung tikar karena tidak mampu bersaing.
c. Perdagangan makin berkembang
Berkat peralatan
komunikasi yang modern, cepat dan murah, produksi lokal berubah menjadi
produksi internasional. Pelayaran dan perdagangan internasional makin
berkembang pesat.
d. Transportasi semakin lancar
Adanya penemuan di
berbagai sarana dan prasarana transportasi yang makin sempurna dan lancar.
Dengan demikian, dinamika kehidupan masyarakat makin meningkat.
2.
Akibat di bidang sosial
Berkembangnya
industrialisasi telah memunculkan kota-kota dan pusat-pusat keramaian yang
baru. Karena kota dengan kegiatan industrinya menjanjikan kehidupan yang lebih
layak maka banyak petani desa pergi ke kota untuk mendapatkan pekerjaan. Hal
ini mengakibatkan terabaikannya usaha kegiatan pertanian.
Akibat makin meningkatnya
arus urbanisasi ke kota-kota industri maka jumlah tenaga kerja makin melimpah. Sementara itu,
pabrik-pabrik banyak yang menggunakan tenaga mesin. Dengan demikian, upah
tenaga kerja menjadi murah. Selain itu, jaminan sosial pun berkurang sehingga
kehidupan mereka menjadi susah. Bahkan para pengusaha banyak memilih tenaga
buruh wanita dan anak-anak yang upahnya lebih murah.
c. Munculnya golongan pengusaha dan
golongan buruh
Di dalam kegiatan
industrialisasi dikenal adanya kelompok pekerja (buruh) dan kelompok pengusaha
(majikan) yang memiliki industri atau pabrik. Dengan demikian, dalam masyarakat
timbul golongan baru, yakni golongan pengusaha (kaum kapitalis) yang hidup
penuh kemewahan dan golongan buruh yang hidup dalam kemiskinan.
d. Adanya kesenjangan antara majikan
dan buruh
Dengan munculnya golongan
pengusaha yang hidup mewah di satu pihak, sementara terdapat golongan buruh
yang hidup menderita di pihak lain, maka hal itu menimbulkan kesenjangan antara
pengusaha dan buruh. Kondisi seperti itu sering menimbulkan
ketegangan-ketegangan yang diikuti dengan pemogokan kerja untuk menuntut
perbaikan nasib. Hal ini menimbulkan kebencian terhadap sistem ekonomi
kapitalis, sehingga kaum buruh condong kepada paham sosialis.
e. Munculnya revolusi sosial
Pada tahun 1820-an terjadi
huru hara yang ditimbulkan oleh penduduk kota yang miskin dengan didukung oleh
kaum buruh. Gerakan sosial ini menuntut adanya perbaikan nasib rakyat dan
buruh. Akibatnya, pemerintah mengeluarkan undang-undang yang menjamin perbaikan
nasib kaum buruh dan orang miskin. Undang-undang tersebut, antara lain sebagai
berikut:
1) Tahun 1832 dikeluarkan Reform Bill atau Undang-Undang Pembaharuan Pemilihan. Menurut
undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan hak-hak perwakilan di dalam parlemen.
2) Tahun 1833 dikeluarkan Factory Act atau Undang-Undang Pabrik. Menurut undang-undang ini,
kaum buruh mendapatkan jaminan sosial. Di samping itu, undang-undang juga
berisi larangan pengunaan tenaga kerja anak-anak dan wanita di daerah tambang
di bawah tanah.
3) Tahun 1834 dikeluarkan Poor Law
Act atau Undang-Undang Fakir Miskin. Oleh karena itu, didirikan pusat-pusat
penampungan dan perawatan para fakir miskin sehingga tidak berkeliaran.
4) Makin kuatnya sifat individualisme
dan menipisnya rasa solidaritas. Dengan adanya Revolusi Industri sifat
individualitas makin kuat karena terpengaruh oleh sistem ekonomi industri yang
serba uang. Sebaliknya, makin menipisnya rasa solidaritas dan kekeluargaan.
3.
Akibat di bidang politik
a. Munculnya gerakan sosialis
Kaum buruh yang
diperlakukan tidak adil oleh kaum pengusaha mulai bergerak menyusun kekuatan
untuk memperbaiki nasib mereka. Mereka kemudian membentuk organisasi yang lazim
disebut gerakan sosialis. Gerakan sosialis dimotivasi oleh pemikiran Thomas Marus yang menulis buku Otopia. Tokoh yang paling populer
di dalam pemikiran dan penggerak paham sosialis adalah Karl Marx dengan bukunya Das Kapital.
b. Munculnya partai politik
Dalam upaya memperjuangkan
nasibnya maka kaum buruh terus menggalang persatuan. Apalagi dengan makin
kuatnya kedudukan kaum buruh di parlemen mendorong dibentuknya suatu wadah
perjuangan politik, yakni Partai Buruh. Partai ini berhaluan sosialis. Di
pihak pengusaha mengabungkan diri ke dalam Partai Liberal.
c. Munculnya imperialisme modern
Kaum pengusaha/kapitalis
umumnya mempunyai pengaruh yang kuat dalam pemerintahan untuk melakukan
imperialisme demi kelangsungan industrialisasinya. Dengan demikian, lahirlah
imperialisme modern, yaitu perluasan daerah-daerah sebagai tempat pemasaran
hasil industri, mencari bahan mentah, penanaman modal yang surplus, dan tempat
mendapatkan tenaga buruh yang murah. Dalam hal ini, Inggris yang menjadi pelopornya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar